Pages

Selasa, 03 November 2015

generasi bambang pamungkas dan lanyalla adalah generasi hancur!!!, tak berprestasi dan banyak konflik

tidak ada prestasi yang dipersembahkan oleh pssi untuk indonesia. selain konflik yang terus berkepanjangan . selain cintaku kepada sepak bola indonesia. saya juga sangat mencintai profesiku sebagai seorang guru dan juga seorang programmer.

indonesia sebagai negara besar dan tentu saja ini merupakan modal yang sangat besar yang digunakan untuk membangun sepak bola. ini yang membuat pssi menjadi organisasi yang najis di indonesia. karena dikelolah oleh orang-orang yang hanya memikirkan sepak bola. dan bagaimana mencari uang tersebut.

dan biasanya dipakai oleh para politisi untuk mencari . dan beberapa media yang lain mengatakan bahwa pssi seperti sebuah organisasi yang lambat dan tua sehingga prestasinya tidak ada. karena dikelolah oleh orang-orang sombong dan anehnya di indonesia ini . banyak orang-orang yang memilih orang - orang tersebut untuk dijadikan pemimpin . kita ketahui sekarang bahwa pssi sudah di sanksi fifa. dan itu membuat mereka tidak bisa berkompetisi dan mengakibatkan mereka tidak punya masukan untuk membiayai hidup mereka.



Jumat, 02 Oktober 2015

Indonesia tidak pernah selesai jika ribut terus, dalam pengurusan sepak bola

sepak bola. terus dikuasai oleh para mafia indonesia. seperti si lanyala mataliti. atau banyak netizen menyebutnya sebagai lanyala matapicek

Kamis, 10 September 2015

sanksi viva untuk indonesia

Masa depan tim nasional sepak bola Indonesia dikhawatirkan makin terpuruk setelah FIFA memberikan sanksi berupa larangan berlaga di ajang internasional, kata seorang pengamat.
"Peringkat sepak bola Indonesia bakal turun terus, karena kita tidak bisa mengikuti turnamen dunia yang masuk agenda FIFA dan lainnya," kata pengamat sepak bola Andi Bachtiar Yusuf kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Minggu (31/05).

Menurutnya, sangat mungkin timnas Indonesia bisa berada di urutan paling bawah setelah sanksi FIFA itu turun. "Karena untuk menggelar uji coba (dengan negara lain) saja bakal susah."
Kementerian Pemuda dan olah raga meminta masyarakat tidak perlu meratapi secara berlebihan sanksi FIFA tersebut.

"Sanksi FIFA ini tak perlu diratapi secara berlebihan. Memang kita dihadapkan pada pilihan sulit, karena sementara waktu kita harus prihatin tidak bisa menyaksikan timnas dan klub yang tak bisa berlaga di ajang internasional," demikian rilis resmi Kementerian Pemuda dan olah raga, Minggu (31/05)